Dampak Pandemi Covid-19 pada sektor perdagangan
DAMPAK PANDEMI
COVID-19 PADA SEKTOR PERDAGANGAN
KURNIAWATI
20220824
1EB12
UNIVERSITAS GUNADARMA
ATA 2020-2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak awal tahun 2020, dunia dihebohkan
dengan adanya wabah virus yang berasal dari China. Wabah virus ini dikenal
dengan istilah Covid-19 (Corona Virus Desease Nineteen). Virus ini pertama kali
ditemukan di Wuhan, China dan telah menyebar di seluruh dunia sehingga
menyebabkan angka kematian yang sangat banyak. Virus ini menyebabkan kepanikan
di China dan menimbulkan korban jiwa sampai ribuan orang penduduk China. Akibat
lainnya, banyak perusahaan kecil, menengah maupun besar yang akhirnya terpaksa
menutup usahanya untuk sementara. Tidak hanya perusahaan saja yang tutup,
ribuan tempat usaha makanan atau minuman pun terpaksa tutup.
Pada era pandemi corona virus saat ini,
masyarakat dituntut untuk mengurangi aktivitas di luar rumah yang mempengaruhi
ekonomi para pedagang. Ekonomi merupakan faktor penting di kehidupan manusia.
Kehidupan keseharian manusia dapat dipastikan selalu bersinggungan dengan
kebutuhan ekonomi. Para pedagang kecil mengalami kerugian pesat dengan adanya
wabah Covid-19 ini. Pembatasan aktivitas akibat Covis-19 telah menimbulkan
kerugian ekonomi secara nasional.
Dengan adanya PSBB maka perkantoran dan
sebagian besar industri dilarang beroperasi untuk kurun yang relatif lama dan
menimbulkan kerugian ekonomi. Jika PSBB diperpanjang atau diperluas kekota-kota
lain, maka otomatis dampak kerugian membesar dan dapat diproyeksikan
berdasarkan perbandingan waktu dan luasan area. Selanjutnya pembahasan kerugian
dibagi dalam kerugian nasional, sektoral, corporate, maupun individual.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan virus Covid-19?
2. Bagaimana
proses penularan Covid-19?
3. Apa
yang dimaksud dengan perdagangan?
4. Bagaimana
dampak virus Covid-19 terhadap sektor perdagangan Indonesia?
5. Bagaimana
dampak virus Covid-19 terhadap sektor UKM di Indonesia?
6. Bagaimana
strategi menteri perdagangan hadapi pandemi Covid-19?
1.3 Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari virus Covid-19.
2. Untuk
mengetahui proses penularan Covid-19.
3. Untuk
mengetahui pengertian dari perdagangan.
4. Untuk
mengetahui dampak virus Covid-19 terhadap sektor perdagangan Indonesia.
5. Untuk
mengetahui dampak virus Covid-19 terhadap sektor UKM di Indonesia.
6. Untuk
mengetahui strategi menteri perdagangan hadapi pandemi Covid-19.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengetian Virus Covid-19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang
disebabkan oleh virus corona. Nama virus ini diberikan oleh WHO (World Health
Organization) sebagai nama resmi penyakit ini. Covid merupakan singkatan dari
Corona Virus Disease-2019. Covid-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus
corona yang menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi,
batuk, flu, sesak nafas dan nyeri tenggorokan.
Menurut situs WHO, virus corona adalah
keluarga besar virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.
Pada manusia corona diketahui menyebabkan infeksi pernafasan mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS), dan Severe Acute Respiratory Sydrme (SARS). Virus ini dapat
mengakibatkan orang kehilangan nyawa sehingga WHO telah menjadikan virus ini
menjadi pandemi dan meminta Presiden Joko Widodo menetapkan status darurat
nasional corona.
2.2 Proses Penularan Covid-19
Menularnya Covid-19 membuat dunia
menjadi resah, termasuk di Indonesia. Covid-19 merupakan jenis virus yang baru
sehingga banyak pihak yang tidak tahu dan tidak mengerti cara penanggulangan
virus tersbut. Pemerintah dituntut untuk sesegera mungkin menangani ancaman
nyata Covid-19. Jawaban sementara terkait dengan persoalan tersebut ternyata telah
ada dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.
Dimana dalam Undang-Undang tersebut telah memuat banyak hal terkait dengan
kekarantinaan kesehatan, pihak yang berwenang menetapkan kedaruratan kesehatan
masyarakat, dan lain sebagainya. Dalam Undang-Undang tersebut juga menentukan
apa saja peraturan pelaksanaan sebagai tindak lanjut ketentuan dalam
kekarantinaan kesehatan. Namun, peraturan pelaksanaan sebagai ketentuan
lanjutan dari UU Kekarantinaan Kesehatan belum ada padahal peraturan
pelaksanaan tersebut sangat perlu untuk segera dibentuk.
Menurut WHO, Covid-19 menular dari orang
ke orang. Dengan cara dari orang yang terinfeksi virus corona ke orang yang
sehat. Penyakit menyebar melalui tetesan kecil yang keluar dari huding atau
mulut ketika mereka yang terinfeksi virus bersin atau batuk. Tetesan itu
kemudian mendarat di benda atau permukaan yang disentuh dan orang sehat. Lalu
orang sehat ini menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Virus corona juga
bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh orang sehat ketika
berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
2.3 Pengertian dari perdagangan
Perdagangan
adalah tatanan kegiatan yang terkait dengan transaksi Barang dan/atau Jasa di
dalam negeri dan melampaui batas wilayah negara dengan tujuan pengalihan hak
atas Barang atau Jasa untuk memperoleh imbalan atau kompensasi.
Perdagangan
atau perniagaan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya
yang berdasarkan kesepakatan bersama bukan pemaksaan. Pada masa awal sebelum
uang ditemukan, tukar menukar barang dinamakan barter yaitu menukar barang
dengan barang. Pada masa modern perdagangan dilakukan dengan penukaran uang.
Setiap barang dinilai dengan sejumlah uang. Pembeli akan menukar barang atau
jasa dengan sejumlah uang yang diinginkan penjual. Dalam perdagangan ada orang
yang membuat yang disebut produsen. Kegiatannya bernama produksi. Jadi,
produksi adalah kegiatan membuat suatu barang. Ada juga yang disebut
distribusi. Distribusi adalah kegiatan mengantar barang dari produsen ke
konsumen. Konsumen adalah orang yang membeli barang. Konsumsi adalah kegiatan
menggunakan barang dari hasil produksi.
2.4
Dampak Covid-19 terhadap Sektor Perdagangan Indonesia
Menurut Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian, Airlangga Hartarto, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat
dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi China. Jika ekonomi China mengalami
pelambatan sebesar 1-2%, maka akan berdampak pada menurunnya ekonomi Indonesia sebesar 0,1 -
0,3% terhadap ekonomi Indonesia.
Pembatasan keluar masuknya barang dari
dan/atau ke China serta banyaknya usaha atau pabrik yang tutup akibat wabah
virus corona membuat perekonomian China menjadi terganggu. Mengingat China
merupakan negara yang perekonomiannya sangat berpengaruh di dunia, maka hal tersebut
pasti juga akan berdampak pada perekonomian negara lain yang menjadi mitra
dagangnya, salah satunya Indonesia. China merupakan mitra dagang utama
Indonesia dan negara asal impor dan tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia.
Total ekspor ke China tahun 2019 mencapai USD25,85 miliar, sedangkan impor
mencapai USD44,58 miliar
Selain itu, Tiongkok merupakan investor
kedua terbesar di Indonesia dengan investasi tahun lalu US$4,7 miliar pada
2.130 proyek. Nilai investasi tersebut naik 99,6% dibanding tahun sebelumnya.
Pemerintah akan terus memantau kondisi di Tiongkok hiingga akhir Februari 2020.
Langkah ini sejalan dengan evaluasi yang akan dilakukan negara ekonomi terbesar
kedua di dunia terkait dengan wabah virus corona.
Namun berdasarkan data yang dikeluarkan
BPS, ekspor nonmigas pada Januari 2020 mengalami penurunan jika dibandingkan
Desember 2019. Penurunan ini terjadi ke sebagian besar negara tujuan utama,
salah satunya yaitu China yang mencapai USD211,9 juta atau turun 9,15%.
Sedangkan nilai impor nonmigas pada Januari 2020 juga ikut menurun. Total nilai
impor nonmigas selama Januari 2020 sebesar USD9.670 juta atau turun sebesar
USD313,5 juta atau turun 3,14% dibandingkan Desember 2019. Hal tersebut
disebabkan oleh menurunnya nilai impor nonmigas dari beberapa negara utama,
salah satunya China dari USD4,07 miliar menjadi USD3,94 miliar atau turun
3,08%.
Berikut adalah beberapa
dampak Covid 19 pada sektor perdagangan:
a.
Perdagangan
Pertanian
Wabah
virus corona di China juga diduga berdampak pada perdagangan
pertanian Indonesia. Selama ini ekspor minyak kelapa sawit merupakan salah satu
kontributor ekspor terbesar ke China. Namun bulan Februari 2020, realisasinya
hanya mencapai 84.000 ton. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan
realisasi di bulan sebelumnya yaitu Januari 2020 sebesar 487.000 ton dan pada
periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 371.000 ton.
Dari
sisi impor pangan, Indonesia yang memiliki ketergantungan bawang putih dari
China, hanya dapat mengimpor bawang putih dari China sebesar 23.000 ton pada
Februari 2020. Angka ini juga turun drastis jika dibandingkan dengan impor
tahun sebelumnya yang mencapai 583.000 ton. Pada Februari 2020, penurunan impor
terbesar dari China juga terlihat pada komoditas buah-buahan. Adapun impor komoditas
buah-buahan turun signifikan sebesar 78,88% dari USD160,4 juta menjadi USD33,9
juta.
b.
Perdagangan
Emas
Lonjakan perdagangan emas terus meningkat saat
terjadinya Covid-19. hal ini membuat harga emas semakin meningkat dan mencapai
nilai tertinggi dalam 7 tahun
terakhir. Saat ini emas menjadi investasi yang sangat diminati dimana
semula emas hanya dikatagorikan sebagai investasi yang minimum resiko.
Perekonomian Indonesia sebuah negara bertujuan untuk
pemerataan distribusi pendapatan dan mencapai kemakmuran masyarakat. Berbeda
dengan keadaan yang terjadi tahun 1997/1998 dimana krisis yang terjadi adalah
nilai tukar uang kemudian berkembang menjadi krisis perbankan sampai terjadi
krisis sosial dan politik yang berdampak besar pada bangsa Indonesia. Penyebab
terjadinya krisis yang berkepanjangan adalah sistem ekonomi pasar bebas
menyababkan orang bebas untuk bertindak melakukan terbaik bagi dirinya dan
lemahnya sistem perbankan. Terdapat dua kelompok yang mengatakan krisis muncul
karena terdapat kelemahan struktur didalam sistem keuangan maupun perbankan
(Djiwandono,2001), kelompok pertama sebagai internationalists sedangkan
kelompok kedua sebagai fundamentalists. Kasus yang terjadi di Indonesia terdiri
dari unsur eksternal berupa kepanikan keuangan dan lemahnya ekonomi nasional
baik sektor perbankan maupun riil, ketika gejola eksternal muncul, perekonomian
eksternal yang lemah sangat mudah terkena dampaknya sehingga dalam waktu yang
singkat berubah menjadi krisis ekonomi.
Meningkatnya jumlah penderita dengan tingkat kematian
yang tinggi akibat Covid-19 saat ini sangat meresahkan. Upaya pemerintah untuk
mencegah penularan dengan melakukan penutupan sekolah, bekerja dari rumah,
terutama pekerja sektor formal, keterlambatan dan pembatalan dari berbagai acara pemerintah
dan swasta membuat ekonomi global menurun (Ramelli & Wagner, 2020). Dampak
dari Covid-19 menimbulkan kerentanan terhadap ekonomi (Leiva-Leon, et al,
2020). Beberapa pendapat berharap bahwa efek menjadi terbatas terutama untuk
Cina, tapi skala dan kecepatan dari pengembangan Covid-19 telah berdampak pada ekonomi global (Ayittey et al
2020). Penjualan di pasar tradisional ataupun modern dipastikan akan turun.
Padahal, sebelum Covid-19 teridentifikasi di Indonesia, data Indeks Penjualan
Riil dirilis oleh Bank Indonesia sudah menunjukkan kontraksi 0,3% pada Januari
2020 (Muzakki, 2020).
c.
Perdagangan
Surat Utang
Dalam
sejarah surat utang AS bertenor 10 tahun berada di level terendahnya yaitu
berada di level 0,7070% pada Jumat (6/3/2020). Hal ini berarti investor tidak
tertarik dengan surat hutang yang
dikeluarkan oleh AS dalam 3 tahun terakhir dan pengambilan keputusan ini
terjadi saat Covid-19. Terjadinya Covid-19 telah melahap sektor ekonomi AS
dengan sangat kuat.
d.
Perdagangan
ekspor impor Indonesia
Virus
Corona (Covid-19) dua bulan terakhir ini menjadi topik permasalahan di dunia
internasional sehingga sangat berpengaruh terhadap perekonomian dunia termasuk
Indonesia.
Permasalahan
tersebut terjadi pada sektor pariwisata yang mengalami penurunan sangat drastis
akibat pelarangan penerbangan sementara oleh Pemerintah Indonesia dari dan ke
Tiongkok serta perdagangan ekspor dan impor Indonesia China terutama pada
komoditas buah-buahan dan hewan. Menurut Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur
dan Buah Indonesia (AESBI), Hasan Johnny Widjaja, sejak ada kabar tentang Virus
Corona, para pembeli di China langsung menghentikan pembelian.
Para
eksportir buah yang paling 'menangis' adalah mereka yang melakukan penjualan
atau pengiriman barang dengan skema CNF (Cost and Freight/CFR) atau pembayaran
yang dilakukan setelah barang tiba di pelabuhan tujuan ekspor. Bahkan ada yang
sudah mengirim barang di kapal, namun di tengah perjalanan terjadi pembatalan.
Tak
hanya impor, beberapa produk ekspor Indonesia ke China juga berpotensi melemah.
Secara otomatis, Negeri Tirai Bambu tersebut akan mengurangi jumlah
permintaannya. Terlebih lagi secara global banyak pabrik di China yang
mengurangi produksi karena penduduk tidak bisa bekerja akibat Virus Covid-19
ini. Pada kenyataannya, tidak semua produk impor mengalami penghentian. Impor
elektronik sampai saat ini masih berjalan kecuali hewan hidup dan buah-buahan.
Larangan impor ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran Virus Corona dari
hewan. Pasalnya, penyebaran virus yang menewaskan ribuan orang di China itu
diduga tak hanya melalui manusia saja melainkan juga hewan.
Selain itu, wabah virus corona di China juga diduga berdampak pada perdagangan pertanian Indonesia. Selama ini ekspor minyak kelapasawit merupaqkan salah satu kontributor ekspor terbesar ke China. Namun bulan Februari 2020, realisasinya hanya mencapai 84.000 ton. Angka ini sangat jauh jika dibandingkan dengan realisassi di bulan sebelumnya yaitu Januari 2020 sebesar 487.000 ton dan pada periode yang sama tahun 2019 yang mencapai 371.000 ton.
2.5 Dampak Covid-19 Terhadap Sektor UKM di Indonesia
Pandemi virus corona bukan hanya sekedar
bencana kesehatan, virus yang dikenal sebagai Covid-19 ini telah menimbulkan
kekacauan di sektor ekonomi. Tidak hanya industri besar, pandemi virus corona telah
membuat pelaku UKM di Indonesia mulai gelisah. Terlebih baru-baru ini, sebuah studi menyebut jika
Covid-19 akan membuat Indonesia mengalami penurunan persentase pertumbuhan
ekonomi sebesar 0.1% di tahun 2020. Secara garis besar dampak nyata yang
disebabkan Covid-19 terhadap sektor UKM di Indonesia.
2.6 Strategi Kementerian Perdagangan Hadapi Pandemi Covid-19
Menteri Perdagangan (Mendag) Agus
Suparmanto menyampaikan ada tujuh kebijakan strategis dalam menghadapi pandemi
Covid-19 dengan berpedoman pada Perppu Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan
Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi
Covid-19. “Sebelumnya, Kemendag mengeluarkan larangan sementara Impor Binatang
Hidup dari RRT untuk merespons awal pandemi yang terjadi di RRT,” kata Mendag
saat menghadiri webinar bertema “Kebijakan Strategis Menghadapi Dampak Pandemi
pada Sektor Perdagangan” di Jakarta.
Berikut
strategi yang dilakukan Kementrian Perdagangan, sebagai berikut :
1. Melakukan
realokasi dan refokusing anggaran, dimana Kemendag merealokasi Rp. 1.224
triliun untuk mendukung penanganan Covid-19 yang akan menjadi bagian dari
stimulus ekonomi. Selain itu, Kemendag mengalokasi Rp.355 miliar untuk
membiayai kegiayan yang bertujuan meminimalisir penyebaran dan penanganan
Covid-19.
2. Akan
melakukan stabilisasi harga dan jaminan stok barang kebutuhan pokok. Hal ini
dilakukan dengan menjamin ketersediaan pasokan barang, memastikan kelancaran
distribusi barang, deregulasi kebijakan terkait pangan, dan peningkatan
koordinasi pemerintah pusat dan daerah.
3. Melakukan
pengamanan penyediaan alat kesehatan yang dilakukan dengan pelarangan ekspor
sementara antiseptik, bahan baku masker, alat pelindung diri hingga masker.
4. Pemberian
stimulus ekonomi non-fiskal. Misalnya, memberikan fasilitas ekspor-impor kepada
penyedia jasa logistik nasional.
5. Melakukan
pengawasan barang beredar atau jasa perdagangan online, diantaranya dengan
menutup akun pedagang online yang menjual alat kesehatan dengan menjual harga
yang sangat tinggi dan kualitas yang belum tentu original.
6. Memberikan
fasilitas ekspor di masa pandemi, misalnya melalui business matching secara
virtual serta penyederhaan atau pengurangan larangan terbatas ekspor dan
percepatan proses ekspor melalui National Logistics Ecosystem.
7. Pemanfaatan
forum kerja sama perdagangan internasional yang dilakukan dengan memaksimalkan
kerjasama imbal dagang counter trade dan barter, misalnya G20 yang telah
direalisasikan.
BAB III
KESIMPULAN
3.1
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa dampak dari pandemi Covid-19 bukan hanya menimbulkan
bencana kesehatan, tetapi juga menimbulkan kekacauan di sektor ekonomi. Tidak
hanya industri besar, pandemi virus corona telah membuat pelaku UKM di
Indonesia mulai gelisah. Selain itu, pandemi Covid-19 juga menimbulkan dampak
pada sektor perdagangan di Indonesia, diantaranya pada perdagangan pertanian,
perdagangan emas, perdagangan surat utang, perdagangan ekspor-impor Indonesia.
3.2
Saran
Sebagai warga negara Indonesia yang baik
adalah dengan mengikuti aturan yang ada, dimana menaati protokol kesehatan yang
ada. Selain itu, pemerintah juga ikut serta dalam kebijakan moneter dan fiskal
guna menstabilkan perekonomian Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Novika, Soraya. 2020. Di Depan DPR,
Mentan Ngeluh Ekspor-Impor Pangan Terganggu Corona. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4902563/di-depan-dpr-mentan-ngeluh-ekspor-impor-pangan-terganggu-corona
(Diakses pada 01 Mei 2021).
Anonim.
2014. Perdagangan. https://paralegal.id/pengertian/perdagangan/. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Anonim.
2019. Perdagangan. https://id.wikipedia.org/wiki/Perdagangan. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Agustiyanti.
2020. Dampak Virus Corona, S&P Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Tiongkok. https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/5e9a495d53b28/dampak-virus-corona-sp-pangkas-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-tiongkok. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Baharuddin,
Sitti Mujahida dan Andi Sulfati. 2020. Ekonomi di Pusaran Badai Covid 19.
https://osf.io/g7nj8/download. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Budiansyah,
Arif. 2020. Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs WHO. https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-menurut-situs-who. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Budiyanti,
Eka. 2020. Dampak Virus Corona Terhadap Sektor Perdagangan dan Pariwisata
Indonesia. https://berkas.dpr.go.id/puslit/files/info_singkat/Info%20Singkat-XII-4-II-P3DI-Februari-2020-219.pdf. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Margana,
Riki Ridwan. 2020
. Dampak Virus Corona (Covid-19) Terhadap Perdagangan Ekspor-Impor Indonesia.
https://supplychainindonesia.com/wp-content/files/SCI_-_Artikel_Dampak_Virus_Corona_terhadap_Perdagangan_Ekspor-Impor_V3-.pdf. (Diakses pada 01 Mei 2021).
Muliati, Ni
Ketut. 2020. Pengaruh Perekonomian Indonesia di Berbagai Sektor Akibat
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyaakuntansi/article/view/874. (Diakses
pada 01 Mei 2021).
Gareta,
Sella Panduarsa dan Ahmad Buchori. 2020. Ini
tujuh strategi Kemendag hadapi pandemi COVID-19. https://www.antaranews.com/berita/1469379/ini-tujuh-strategi-kemendag-hadapi-pandemi-covid-19
(Diakses pada
01 Mei 2021).
Komentar
Posting Komentar