Bisnis Pertanian
PENGANTAR BISNIS
BISNIS
PERTANIAN
Nama
: Kurniawati
NPM : 20220824
Kelas
: 1EB12
FAKULTAS
EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2020
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat serta taufik dan
hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul belajar
mengenai bisnis. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Bisnis di Universitas Gunadarma.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca, sehingga makalah ini dapat digunakan dengan baik. Harapan penulis semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terutama bagi penulis serta bermanfaat bagi dunia perusahaan.
Bekasi,
10 November 2020
Penulis
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ......... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 4
A.
Latar Belakang .......................................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
C.
Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ ......... 5
A.
Pengertian Pertanian.................................................................................................. 5
B.
Jenis Pertanian ........................................................................................................... 5
C.
Peranan Pertanian bagi Perekonomian Indonesia .................................................... 7
D.
Karakteristik Pertanian .............................................................................................. 10
E.
Kondisi Pertanian Indonesia ..................................................................................... 12
F.
Permasalahan Pertanian di Indonesia ........................................................................ 14
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 17
A.
Kesimpulan .............................................................................................................. 17
B.
Saran ......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18
Indonesia adalah negara agraris,
dan pernah mendapat penghargaan dari FAO atas keberhasilannya dalam swasembada
beras. Hal itulah yang tak asing kita dengar atu pernah kita baca dari teks
pelajaran di bangku sekolah atau media cetak. Artinya bahwa semua bangsa
Indonesia tahu dan sadar bahwa bangsa Indonesia mempunyai potensi besar dalam
sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari mata pencaharian utama masyarakat
Indonesia adalah bertani. Atau dapat dikatakan pula bahwa sebagian besar
masyarakat Indonesia menggantungkan hidupnya dari sektor agraris ini. Baik itu
bercocok tanam, beternak, ataupun yang lainnya.
1. Apa yang dimaksud dengan pertanian?
2. Apa saja jenis-jenis pertanian ?
3. Bagaimana peranan pertanian bagi perekonomian Indonesia?
4. Bagaimana karakteristik pertanian?
5. Bagaimana kondisi pertanian Indonesia ?
6. Apa saja permasalahan pertanian di Indonesia ?
C.
Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari pertanian
2. Untuk
mengetahui jenis-jenis pertanian
3. Untuk
mengetahui karakteristik pertanian
Pada
umumnya, pertanian ialah kegiatan manusia di dalam memanfaatkan sumber daya hayati
supaya bisa menghasilkan bahan pangan, sumber energi, bahan baku industri serta
untuk mengelola lingkungannya. Tapi arti pertanian tidak hanya pada umumnya
tersebut melainkan masih ada arti yang lainnya.
Pengertian pertanian
secara luas ialah pemanfaatan dari sumber daya hayati yang di lakukan oleh
manusia dengan menggunakan cara menanam tanaman yang produktif yang bisa
menghasilkan serta dapat di pergunakan bagi kehidupan. Ataupun seluruh kegiatan
yang mencakup kedalam pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan dan juga
perikanan yang hasilnya bisa digunakan bagi kehidupan manusia.
Tetapi arti
pertanian secara sempit ialah proses dari budidaya tanaman pada suatu lahan
yang hasilnya bisa mencukupi dari kebutuhan manusia. Ataupun proses dari
bercocok tanam yang dilakukan di lahan yang sudah di siapkan sebelumnya dan
kemudian di kelola menggunakan cara yang manual dan tidak terlalu banyak
menggunakan manajemen.
Sedangkan
aktivitas pertanian yang terdapat di indonesia mempunyai dua macam antara lain
pertanian basah dan juga kering. Pertanian lahan basah ialah merupakan lahan
yang digenangi oleh air atau yang lebih dikenal dengan sawah. Pertanian ini
biasanya lebih banyak dilakukan di daratan rendah dan biasanya lebih sering
berlokasi sekitar 300 m diatas permukaan laut. Karena pada umumnya diwilayah
tersebut terdapat banyak sungai dan juga adanya irigasi untuk pengairan.
Sedangkan pertanian lahan kering
ialah pertanian yang lahannya tidak tergenang oleh air dan tentu tanaman yang
ditanam tidak membutuhkan genangan air pada lahan tumbuhan dan juga biasanya
berlokasi di atas 500 m di atas permukaan laut tetapi banyak juga yang di
lakukan pada daratan rendah.
Di
dalam bidang pertanian yang ada di indonesia mempunyai beberapa bentuk ataupun
jenisnya. Untuk dapat mengetahui apa saja bentuk atau jenis dari pertanian mari
sama-sama kita melanjutkan pembahasan di bawah ini.
Ialah
suatu bentuk pertanian yang dilakukannya pada lahan basah, dan sawah juga
membutuhkan banyak air. Sawah sendiri mempunyai bentuk-bentuknya diantaranya
sawah irigasi, sawah tadah hujan, sawah bencah atau sawah pasang surut, sawah
lebak.
Ialah
suatu lahan yang mempunyai letak pada lingkungan pemukiman atau di lingkungan
rumah yang pada umumnya dibatasi dengan pagar dan lahan ini sering ditanami
dengan tanaman pertanian.
Ialah
sebuah area dengan lahan kering yang mempunyai ketergantungan pada air hujan.
Dan biasanya lebih sering ditanami dengan tanaman musiman serta terpisah dari
lingkungan sekitar rumah ataupun sekitar pemukiman. Tanah tegalan sendiri susah
untuk dibuatkan irigasi di karenakan permukimannya yang tidak rata.
Ialah
kegiatan pertanian dengan lahannya yang berpindah-pindah, yang biasanya
dilakukan pada banyak lahan hasil dari pembukaan semak setelah beberapa kali
dilakukan penanaman dan juga panen maka akan berpindah lahan lagi. Jika tanah
juga sudah tidak subur lagi maka akan melakukan pindah lahan lagi mencari tanah
yang lainnya yang masih subur.
C. Peranan
Pertanian bagi Perekonomian Indonesia
Sektor
pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa peranan, yang juga
tertuang dalam Repelita VI sebagai berikut:
1. Mensejahterakan petani
Sektor pertanian
merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani.
Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga menumbuhkembangkan
partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui
peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan pasar.
2. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari
sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah penyediaan bahan pangan
bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 220 juta jiwa. Dengan
peranan pertanian sebagai penyedia bahan pangan yang relatf murah, telah
memungkinkan biaya hdup di Indonesia tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya
biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya saing nasional. Keberhasilan
dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang besar
dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang erta kaitannya
dengan stabilitas sosial, ekonomi, dan politik.
3.
Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan
pendapatan antar masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah
Sebagai contoh,
mengingat pembangunan besar-besaran terjadi di perkotaan adapun masyarakat
mayoritas berdomisili di pedeaan yang merupakan sumber sektor pertanian. Maka
pembangunan pertanian harus didukung oleh pembangunan wilayah baik pembangunan
infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan.
4. Merupakan pasar input bagi
pengembangan agroindustri
Indonesia mempunyai
sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya mudah
busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana
konsumen umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan
kualitas tinggi, tidak busuk, dan makan tempat, maka peranan agroindustri akan
dominan. Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan maka diharapkan sektor
ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi pemenuhan
kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses
industrialisasi.
5. Menghasilkan devisa
Sektor pertanian
merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu subsektor andalannya
adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao,
dan minyak sawit. Lebih dari 50% total produksi komoditas-komoditas tersebut
adalah untuk diekspor. Pada lima tahun terakhir, subsektor perkebunan secara
konsisten menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya
(belum termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar
per tahun. Sumbangan sector pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara
ditentukan oleh produktivitas dari sektor ini. Karena sektor ini memilik
sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas
pertanian akan berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara
keseluruhan.
Sumbangan terbesar
sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah tercapainya
swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun. Pada masa tersebut Indonesia
mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat menambah
devisa. Dampak swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat,
kualitas gizi, serta penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan juga
telah meningkatkan kestabilan ekonomi nasional.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan
Sebagaimana diterangkan
di muka, sektor pertanian memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja.
Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun
itu diserap oleh subsector pertanian primer. Lagi, subsektor perkebunan
memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah
tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta
jiwa. Kontribusi dalam penyediaan lapangan pekerjaannya pun mempunyai nilai
tambah tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan lapangan kerja di
pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan lapangan
kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi.
7. Pembentukan produk domestik
bruto/peningkatan pendapatan nasional
Berdasarkan data yang
kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang
mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin
dari kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai
absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB perkebunan terus meningkat dari
sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0 triliun pada
tahun 2003, atau meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan
peningkatan tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sektor
pertanian adalah sekitar 16%. Terhadap PDB secara nasional tanpa migas,
kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau sekitar 2,6% PDB
total. Jika menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993, pangsa subsektor
perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah 17,6%, sedangkan terhadap PDB
non migas dan PDB nasional masing-masing adalah 3,0% dan 2,8%.
8. Tetap mempertahankan
kelestarian sumber daya (peranan dalam pelestarian lingkungan hidup)
Tidak ada satu pun
negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka ragam sumber daya
pertanian secara alami (endowment factor). Maka dari itu, diharapkan dalam
penggunaannya sumber daya ini digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan
aspek kelestarian sumber daya pertanian.
D. Karakteristik
Pertanian
1.
Sumber
Daya Alam
Sumber daya alam
sangatlah melimpah sehingga sangat cocok untuk melakukan pertanian. Sumber daya
alam meliputi :
a. Lahan
-
Luas Indonesia yang mencapai 1.905.000 km², dan juga
kontur tanah yang beragam membuat lahan indonesia dapat ditanami berbagai
tanaman
-
Kering : Palawija, sayur sayuran, buah
-
Basah : padi, lahan gambut
-
Dataran Tinggi : teh, stroberi, wortel, kentang
-
Dataran Rendah : kelapa, pisang, bakau, jeruk
b. Air
Pada umumnya pertanian
di daerah perbukitan menggunakan lahan kering. Pertanian lahan kering merupakan
pertanian yang dilakukan di wilayah dimana pasokan airnya terbatas atau hanya
mengandalkan air hujan. Contoh: lading atau huma yang dilakukan secara menetap
maupun berpindah-pindah oleh kebanyakan penduduk Kalimantan.
c. Udara
Udara yang bebas polusi
yang bermanfaat dalam proses respirasi dan membantu penyerbukan tanaman di
lahan pertanian. Polusi udara dapat menurunkan kualitas buah yang dihasilkan.
d. Sinar
matahari
Durasi malam dan siang
yang relatif sama membuat tanaman mendapatkan pasokan cahaya yang cukup untuk
fotosintesis.
e. Kesuburan
tanah
Tanah Indonesia
termasuk tanah yang subur dan menyediakan berbagai unsur hara. Salah satu
faktor penyebabnya adalah banyaknya gunung berapi.
2.
Proses
Produksi
a. Kegiatan
dan produksi pertanian bersifat musiman
Pelaksanaan pekerjaan
(operasi) tertentu, misalnya membajak dan menanam, hanya dapat dilakukan jika
keadaan iklim dan tanah memungkinkan. Dipengaruhi oleh iklim juga.
b. Pertanian
memerlukan tempat yang tersebar luas
Produksi persatuan luas
tanah harus diusahakan sebesar-besarnya, diperlukan transpor yang juga tersebar
untuk mengangkut hasilnya dna menyediakan sarana produksi dan lingkungan hidup
petani tidak dapat dikonsentrasikan dalam satu tempat.
c. Jenis
usaha tani dan potensi produksi pertanian berbeda dari satu tempat ke lain
tempat
Ditentukan oleh faktor-faktor
lingkungan yang dapat kita kelompokkan ke dalam iklim, sifat-sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Jenis usaha tani (jenis tanaman dan jenis pengusahaannya)
bervariasi disesuaikan dengan keadaan dan irama perubahan iklim.
d. Pertanian
modern selalu berubah
Berubah sesuai dengan
kebutuhan manusia. Penggunaan dan teknologi yang berkembang dalam pertanian
modern memungkinkan tercapainya volume produk dan jenis produk yang disesuaikan
dengan apa yang dibutuhkan.
3.
Produk
a. Usaha
kecil-kecilan
Dilakukan petani secara
kecil-kecilan
Contoh : karena jumlah
petani padi yang sangat banyak, petani-petani tidak dapat mempengaruhi
permintaan atas jenis barang yang dihasilkannya.
b. Produksi
bersifat musiman
Hasil
produksi akan diperoleh pada waktu-waktu tertentu, sesuai dengan umur tanaman
yang bersangkutan.
c. Produksi
terpencar
Hal ini disebabkan
petani itu selalu mencari tempat yang keadaan tanah dan iklimnya cocok untuk
tanamannya, tanpa memperhitungkan apakah dekat atau jauh dari kota atau pasar.
d. Produk
hasil-hasil pertanian bersifat berat, mengambil banyak tempat dan cepat atau
musah rusak. Hal ini menyebabkan proses distribusi dan penyimpanan menjadi
lebih rumit.
e. Penawaran
Produknya Relatif Kecil
Petani suplier kecil
tidak memiliki posisi tawar dalam menentukan harga.
f. Ketidakseragaman
Berupa kualitas dari
segi ukuran, tingkat kematangan, dan lainnya.
g. Ketergantungan
pada alam
Produk hasil pertanian
bersifat spesifik dalam kaitannya dengan faktor klimatologi. Produk tertentu
hanya dapat ditanam pada kondisi alam tertentu dan dipanen hanya di musim-musim
tertentu.
h. Memiliki
banyak produk substitusi
Produk hasil pertanian
bersifat substitusi satu sama lain. Kebutuhan akan satu jenis produk hasil
pertanian jika tidak tersedia maka dapat digantikan dengan jenis lain.
4.
Pelaku
pertanian
a. Usia
Pelaku usia yang dalam
rentang produktif akan mempengaruhi proses pertanian dalam hal inovasi.
b. Pendidikan
Semakin tinggi jenjang
pendidikan mengenai pertanian yang dialami seseorang, semakin banyak pula
pengetahuan tentang pertanian yang bisa digunakan untuk memajukan sektor ini.
Petani yang cerdas akan terus berinovasi sehingga menciptakan hasil pertanian
yang baik.
c. Luas
lahan
Luas lahan tani
menentukan pendapatan, taraf hidup dan derajat kesejateraan.
d. Pengalaman
Pengalaman merupakan
modal dasar dalam berinovasi dan meningkatkan produktivitas.
E. Kondisi
Pertanian Indonesia
1. Pelaku
pertanian
Petani, buruh tani,
pengusaha pertanian, pengepul, pedagang, super market, eksportir, importir,
pengusaha saprotan, pedagang sapotran, pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga
penelitian pertanian, serta perbankan.
1. Belum
terintegrasi menjadi kekuatan ekonomu nasional (lemahnya sistem dan
pemerintahan)
2. Belum
saling memberdayakan (kemitraan) tetapi memperdayakan (eksploitatif) dengan ego
sektoral
3. Belum
ada hubungan yang adil antara satu dengan yang lain
Isu
penting :
1. Moral
Hazard
2. Pasar
Bebas (Liberalisasi Perdagangan)
3. Otonomi
Daerah
2. Sumber
Daya Alam
Lahan sawah, lahan
kering, lahan gambut, lahan marjinal, lahan agroforestry dan perkebunan.
Belum terciptanya
sistem yang adil dalam pemanfaatan lahan pertanian (kepemilikan vs
pengusahaan).
1. Skala
usaha belum ekonomis
2. Masih
banyak lahan tidur
3. Konversi
dan hak kepemilikan lahan pertanian tidak jelas
Isu
aktual :
1. Konversi
lahan
2. Undang-undang
pokok Agraria
3. Undang-undang
Sumber Daya Air
3. Teknologi
Produksi Pertanian
Teknologi tradisi
(adat), sederhana, input tinggi, canggih (komoditas mahal), organis dan
terpadu.
1. Indonesia
mempunyai banyak “best practices”
2. Bioteknologi
Indonesia cukup berkembang melalui rekayasa teknologi
4. Permodalan
Usaha Pertanian
Banyak variasinya :
Modal seadanya, modal lemah, modal kuat, atau modal dengan skema pembiayaan
perbankan.
Isu aktual : Investasi
masih lemah
1. Nilai
tukar produk pertanian masih rendah
2. High
rish and low profit
3. KKN
5. Komoditas
atau Produk Pertanian
Pangan,
hortikultura,jagung- serelia, kacang dan umbi, tanaman serat, peternakan,
perikanan, perkebunan dan kehutanan.
Komoditas
|
Peringkat
Dunia
|
Lada
Putih
|
1
|
Sawit
|
2
|
Karet
|
2
|
Beras
|
3
|
Kakao
|
3
|
Lada
Hitam
|
3
|
Kopi
|
4
|
Biji-bijian
|
6
|
Teh
|
6
|
F.
Permasalahan Pertanian di Indonesia
1.
Masalah Birokrasi Kementerian Pertanian
:
a.
Koordinasi antar lembaga masih lemah
b.
Lemah terhadap eksekusi peraturan
perundang-undangan
c.
Organisasinya terlalu besar
d.
Disinyalir masih terdapat budaya KKN
a.
Luas kepemilikan lahan petani sempit
b.
Produktivitas lahan menurun terus
c.
Alih fungsi lahan bertanbah besar
d.
Belum optimalnya implementasi pemetaan
komoditas terkait dengan agroekosistem
e.
Masih banyak lahan “tidur”
a. Jumlah
sangat besar (25 juta KK : 20 juta mempunyai lahan (milik sendiri atau sewa,
dan 5 juta buruh tani)
c. Regenerasi
petani tidak menarik
d. Pekerja
keras tetapi tetap miskin
f. Produktivitas
tiap KK rendah
4. Masalah kepemilikan tanah atau
lahan
a. Persengketaan
tanah antara Rakyat dengan pengusaha dan pemerintah
b. Banyak
lahan petani belum bersetifikat
d. Banyak
petani tidak mempunyai lahan
a. Petani
lemah dalam memperjuangkan hak-haknya
b. Lemahnya
jiwa kewirausahaan
c. Masih
banyak yang percaya mitos
a. Keterbatasan
penguasaan teknik budidaya pada komoditas tertentu
b. Kurangnya
orientasi agribisnis
c. Kurangnya
penguasaan proses pengolahan pasca panen
d. Kurangnya
kemampuan mengakses pasar
b. Sistem
perbankan yang kurang peduli terhadap petani
c. Belum
ada asuransi pertanian
8. Masalah
Pasar dan Tata Niaga
a. Harga
(tidak wajar, fluktuatif, bergantung pedagang, tengkulak, cenderung merugikan)
b. Penguasaan
teknologi informasi yang terkait dengan pasar lemah
c. Rantai
tataniaga panjang dan pembagian marjin masih tidak adil
a. Lemahnya
menjalankan roda organisasi petani
b. Kurang
berfungsinya sebagian organisasi petani yang ada
c. Organisasi
tani kurang mandiri
a. Sistem
alih teknologi lemah
b. Penerapan
teknologi kurang tepat sasaran
c. Semakin
banyaknya penerapan teknologi tidak ramah lingkungan
b. Regenerasi
penyuluh pertanian tidak berjalan
c. Informasi
stock dan kebutuhan komoditas belum terbangun
d. Pemanfaatan
teknologi informasi belum menyentuh petani
e. Minta
petani mencari informasi lemah
f. Penggunaan
media informasi pertanian belum meluas
a. Kebijakan
pertahanan (skala usaha tani, alih fungsi lahan, rencana tata ruang wilayah,
sertifikasi tanah, pengakuan hak ulayat belum dilaksanakan),
b. Kebijakan
infrastruktur (irigasi, transportasi dan komunikasi)
c. Trade
off dari otonomi daerah, terkait dengan pembangunan dan pemeliharaann
infrastuktur pertanian
d. Kebijakan
payung hukum organisasi petani
e. Kebijakan
pemerintah belum optimal bagi petani terkait akses pasar, informasi, subsidi
saprotan, proteksi perdagangan internasional
f. Mal
praktek dalam kebijakan food security
g. Kebijakan
perbankan belum kondusif untuk petani
h. Inddustrialisasi
belum berpihak pada industri pertanian
i.
Kebijakan pembangunan masih sektoral
j.
Undang-undang Sumberdaya Air belum
berpihak pada petani
A.
Kesimpulan
Pertanian
adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk
mengelola lingkungan hidupnya. Pertanian dalam pengertuan yang luas mencakup
semua kegiatan yang melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman,
hewan dan mikrobia) untuk kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian
diartikan sebagai kegiatan pembudidayaan tanaman.
B.
Saran
Pertanian
sangat berpengaruh terhadap kebutuhan hidup kita. Kita harus senantiasa untuk
menjaga dan merawatnya. Karena, bahan pokok kita untuk hidup berasal dari hasil
tani. Jika kita dalam penanaman secara benar dan baik maka hasilnya akan memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA
https://w3cargo.com/peranan-pertanian-dalam-perekonomian-indonesia
https://prezi.com/fsqyp5kvnrgt/karakteristik-pertanian-indonesia/
https://docplayer.info/34843287-Pertemuan-ke-4-karakteristik-ekonomi-pertanian-indonesia.html
http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/8443/0078.pdf?sequence=1&isAllowed=y
Komentar
Posting Komentar